Memang daerah dulunya daerah medokan semampir bisa dibilang sangat angker dan memlilik banyak misteri yang belum terungkap, tapi saat ini menurutku tidak seseram dulu waktu aku masih kecil, sekarang sudah banyak perumahan dan rumah2 jadi tidak seangker dulu. Mitos kali ini saya akan berbagi tentang Misteri Makan Buaya Putih Medokan Semampir.
Ada cerita yang beredar di kalangan warga Medokan Semampir, Surabaya terkait munculnya Buaya. Mitos yang berkembang, di Sungai Kali Londo memang dihuni beberapa Buaya. Sebab, mitos tersebut dua nenek moyang Buaya memang dimakamkan mendampingi makam Mbah Putri, sekitar 250 meter dari perumahan Medokan Semampir.
Warga setempat menceritakan, sebelumnya makam Mbah Putri itu tidak berada di kawasan tersebut melainkan di dalam perumahan. Namun karena sesuatu hal makam tersebut dibongkar oleh warga. Salah satu warga yang mepelopori pembongkaran adalah seorang perangkat desa. "Dulu makam Mbah Putri tidak disitu tapi berada di dekat perumahan. Hingga kemudian dibongkar dan dipindahkan ketempat saat ini," kata Imam yang mengaku menempati perkampungan ini sejak 50 tahun lalu yang ditemui Okezone ketika melihat Buaya yang ditemukan oleh Muhdayanto.
Saat pembongkaran makam itu memang ditemukan sejumlah tulang-belulang. Hingga akhirnya warga sepakat untuk menguburkan kembali tuluang-tulang itu ke lokasi yang ada saat ini. Sedangkan bekas kuburan tersebut sekarang didirikan Musholla Nasrulloh.
Ternyata pembongkaran makam itu membuat marah Buaya yang tinggal di Kali Ondo itu. Imam mengatakan, beberapa puluh tahun lalu, Sungai Kali Ondo memang sering digunakan mandi oleh warga sekitar. Ternyata ketika mandi ada salah satu warga dicakar Buaya.
"Yang dicakar itu adalah adik dari perangkat desa yang memimpin pembongkaran. Saat dicakar Buaya itu tepat di bagian perut. Saat itu, dia memang sedang hamil," tutur pria asal Jombang.
Anehnya, meski yang dicakar adalah bagian perut ternyata ketika lahir malah bayi yang kandungnya terdapat bekas cakaran itu. "Anak itu sekarang masih hidup namanya Basuki Rahmat dan sekarang usianya sekitar 35 tahun," tambahnya.
Percaya atau tidak, kata Imam, memang demikain fakta yang ada. Bahkan sampai saat ini makam Mbah Putri dan dua buaya itu masih banyak yang menziarahi. "Saat ini memang masih ada warga yang datang ziarah ke makam Mbah Putri itu," tukas Imam.
Selasa, 30 Desember 2014
Senin, 29 Desember 2014
Misteri Hantu Tiyanak Pemangsa Manusia
Hantu Tiyanak hantu yang berasal dari filipina ini digambarkan seperti bayi kecil. Merupakan sosok vampir dalam versi filipina. Tiyanak sendiri suka memangsa manusia dengan cara memakan darahnya.
Tiyanak akan menyamar sebagai bayi kecil yang menangis untuk menarik perhatian manusia. Ketika seorang manusia mendekatinya, dia akan berubah ke wujud raksasa dan mengisap darah orang tersebut. Konon tiyanak juga senang menyerang wisatawan yang tersesat, atau menculik anak-anak.
Meski tiyanak umumnya diceritakan dalam berbagai versi, semua cerita tentang tiyanak memiliki beberapa kesamaan, yakni tentang kemampuannya meniru wujud dan suara tangis bayi untuk memikat korban. Beberapa rumor mengatakan bahwa tiyanak memiliki wujud pria tua dengan kulit keriput, jenggot dan kumis panjang, hidung datar dan mata ukuran koin.
Cerita lain juga mengatakan bahwa tiyanak relatif malas untuk bergerak karena kaki kanannya jauh lebih pendek daripada kaki kirinya. Oleh karena itu, tiyanak digambarkan lebih suka melompat daripada berjalan. Sementara itu, orang-orang Mandaya di Mindanao mengklaim bahwa tiyanak adalah roh dari seorang anak yang ibunya meninggal sebelum melahirkan. Hal ini menyebabkan dirinya harus lahir di dalam tanah.
Pada masa penjajahan Spanyol di Filipina, abad ke-16, mitos tiyanak diintegrasikan ke dalam agama Kristen. Tiyanak dalam versi Kristen adalah jiwa bayi yang mati sebelum sempat dibaptis. Kini, definisi tersebut diperluas menjadi, janin yang diaborsi dan kembali dari kematian untuk menuntut balas pada orang-orang yang telah merampas hidupnya.
Tiyanak akan menyamar sebagai bayi kecil yang menangis untuk menarik perhatian manusia. Ketika seorang manusia mendekatinya, dia akan berubah ke wujud raksasa dan mengisap darah orang tersebut. Konon tiyanak juga senang menyerang wisatawan yang tersesat, atau menculik anak-anak.
Meski tiyanak umumnya diceritakan dalam berbagai versi, semua cerita tentang tiyanak memiliki beberapa kesamaan, yakni tentang kemampuannya meniru wujud dan suara tangis bayi untuk memikat korban. Beberapa rumor mengatakan bahwa tiyanak memiliki wujud pria tua dengan kulit keriput, jenggot dan kumis panjang, hidung datar dan mata ukuran koin.
Cerita lain juga mengatakan bahwa tiyanak relatif malas untuk bergerak karena kaki kanannya jauh lebih pendek daripada kaki kirinya. Oleh karena itu, tiyanak digambarkan lebih suka melompat daripada berjalan. Sementara itu, orang-orang Mandaya di Mindanao mengklaim bahwa tiyanak adalah roh dari seorang anak yang ibunya meninggal sebelum melahirkan. Hal ini menyebabkan dirinya harus lahir di dalam tanah.
Pada masa penjajahan Spanyol di Filipina, abad ke-16, mitos tiyanak diintegrasikan ke dalam agama Kristen. Tiyanak dalam versi Kristen adalah jiwa bayi yang mati sebelum sempat dibaptis. Kini, definisi tersebut diperluas menjadi, janin yang diaborsi dan kembali dari kematian untuk menuntut balas pada orang-orang yang telah merampas hidupnya.
Kamis, 11 Desember 2014
Misteri Dibalik Lagu Nina Bobo yang Menyeramkan
"MISTERI DIBALIK LAGU NINA BOBO"
Nina Bobo oohh Nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
...
Satu lagu dengan bait sederhana yang digunakan banyak orang tua untuk mengantar tidur anak - anaknya. Keliatan tidak ada yang ganjil dari lagu itu, tapi pernahkah anda coba bertanya pada seseorang tentang siapakah gadis bernama Nina dari lagu tersebut?
Beberapa dekade setelah kedatangan Cornelis de Houtmen di Banten, warga negara Belanda dari berbagai kalangan sudah memenuhi pulau Jawa dan pulau - pulau lainnya. Alkisa seorang gadis belia asal Belanda bernama Nina Van Mijk. Gadis yang berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara untuk memulai hidup baru karena terlalu banyak saingan musisi di Belanda
Hidup Nina berjalan normal seperti orang - orang Belanda di Nusantara pada umumnya, berjalan - jalan, bersosialisasi dengan penduduk pribumi, dan mengenal budaya Nusantara. Kedengaran indah memang, tapi semenjak kejadian ane itu keadaan menjadi berbanding terbalik. Kejadian aneh itu terjadi pada suatu malam badai, petir tak henti - hentinya saling bersahutan. Dari alam kamarnya Nina menjerit keras sekali, diikuti suara vas bunga yang terjatuh dan pecah. Ayah, ibu serta pembantu keluarga Nina mengambur kedalam kamar Nina. Pintu terkunci dari dalam, akhirnya pintu itu didobrak oleh ayah Nina.
Dan satu pemandangan mengerikan disaksikan oleh keluarga itu, terlihat diranjang tidur Nina melipat tubuhnya kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil menjerit - jerit dan sesekali mengumpat - ngumpat dengan bahasa Belanda. Rambutnya yang lurus pirang menjadi kusut tak keruan, kelopak matanya menghitam pekat. Itu bukan Nina, itu adalah jiwa jahat yang bersemayam ditubuh Nina. Nina kerasukan.
Sudah seminggu berlalu semenjak malam itu, Nina dipasung didalam kamarnya. Tangannya diikat dengan seutas tambang. Keadaan Nina kian memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat. Ibu Nina hanya bisa menangis tiap malam ketika mendengar Nina menjerit - jerit. Ayah Nina tidak tahu harus berbuat apa karena kejadian aneh seperti ini tidak pernah diduganya. Karena putus asa dan tidak tahan melihat keadaan anaknya, ayah Nina pulang ke Belanda sendirian meninggalkan anak dan istrinya di Nusantara. Pembantu rumanya pun pergi meninggalkan rumah itu karena takut. Tinggalah Nina yang dipasung dan Ibunya di satu rumah tak terurus.
Kembali lagi pada satu malam badai, namun aneh, kala itu terdengar Nina tidak lagi menjerit - jerit. Kamarnya begitu hening. Perasaa ibu Nina bercampur aduk antara bahagia dengan takut. Bahagia bila ternyata anaknya sudah sembuh, tetapi takut bila ternyata anaknya sudah....meninggal
Ibu Nina mengintip dari sela - sela pintu kamar Nina, dan ternyata Nina sedang duduk tenang diatas ranjangnya. Tak berkata apa - apa tapi sejurus kemudian dia menangis sesengukan. Ibu Nina langsung masuk kedalam kamarnya dan memeluk Nina erat - erat dan melepas tali tambang yang melilit tangannya. Sambil menangis Nina berkata
"Ibu.... aku takut...."
Lalu ibunya menjawab sambil menangis pula
"Tak apa nak, Ibu ada disini. Kamu tidak perlu takut lagi. Ayo kita makan bersama"
"Aku tidak lapar, tetapi bolehkah aku meminta sesuatu?"
"Apapun nak...! apapun.....!!"
"Aku ngantuk, rasanya aku akan tertidur sangat pulas. Mau kah ibu nyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?"
Ibu Nina terdiam, agak sedikit tidak percaya dari apa yang didengar anaknya. Tapi kemudian ibu Nina berkata sambil mencoba tersenyum.
"Baiklah, ibu akan menyanyikan sebait lagu."
Saya yakin anda sudah tahu lagu apa yang dinyanyikan oleh Ibu Nina. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap damai dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina menghela nafas lega, anaknya telah tertidur pulas.
Tapi.....
Nina tidak bergerak sedikit pun, nafasnya tidak terdengar, denyut nadinya menghilang, aliran darahnya berhenti. Nina telah tertidur benar " benar lelap untuk selamanya dengan sebuah lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya setelah berjuang melawan penderitaan.
Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini untuk pengantar tidur anak " anak anda yang masih bayi, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak anda dan membuat anak anda tetap terlelap hingga keesokan paginya dengan sebuah lagu.
Nina Bobo oohh Nina bobo
Kalau tidak bobo digigit nyamuk
...
Satu lagu dengan bait sederhana yang digunakan banyak orang tua untuk mengantar tidur anak - anaknya. Keliatan tidak ada yang ganjil dari lagu itu, tapi pernahkah anda coba bertanya pada seseorang tentang siapakah gadis bernama Nina dari lagu tersebut?
Beberapa dekade setelah kedatangan Cornelis de Houtmen di Banten, warga negara Belanda dari berbagai kalangan sudah memenuhi pulau Jawa dan pulau - pulau lainnya. Alkisa seorang gadis belia asal Belanda bernama Nina Van Mijk. Gadis yang berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara untuk memulai hidup baru karena terlalu banyak saingan musisi di Belanda
Hidup Nina berjalan normal seperti orang - orang Belanda di Nusantara pada umumnya, berjalan - jalan, bersosialisasi dengan penduduk pribumi, dan mengenal budaya Nusantara. Kedengaran indah memang, tapi semenjak kejadian ane itu keadaan menjadi berbanding terbalik. Kejadian aneh itu terjadi pada suatu malam badai, petir tak henti - hentinya saling bersahutan. Dari alam kamarnya Nina menjerit keras sekali, diikuti suara vas bunga yang terjatuh dan pecah. Ayah, ibu serta pembantu keluarga Nina mengambur kedalam kamar Nina. Pintu terkunci dari dalam, akhirnya pintu itu didobrak oleh ayah Nina.
Dan satu pemandangan mengerikan disaksikan oleh keluarga itu, terlihat diranjang tidur Nina melipat tubuhnya kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil menjerit - jerit dan sesekali mengumpat - ngumpat dengan bahasa Belanda. Rambutnya yang lurus pirang menjadi kusut tak keruan, kelopak matanya menghitam pekat. Itu bukan Nina, itu adalah jiwa jahat yang bersemayam ditubuh Nina. Nina kerasukan.
Sudah seminggu berlalu semenjak malam itu, Nina dipasung didalam kamarnya. Tangannya diikat dengan seutas tambang. Keadaan Nina kian memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat. Ibu Nina hanya bisa menangis tiap malam ketika mendengar Nina menjerit - jerit. Ayah Nina tidak tahu harus berbuat apa karena kejadian aneh seperti ini tidak pernah diduganya. Karena putus asa dan tidak tahan melihat keadaan anaknya, ayah Nina pulang ke Belanda sendirian meninggalkan anak dan istrinya di Nusantara. Pembantu rumanya pun pergi meninggalkan rumah itu karena takut. Tinggalah Nina yang dipasung dan Ibunya di satu rumah tak terurus.
Kembali lagi pada satu malam badai, namun aneh, kala itu terdengar Nina tidak lagi menjerit - jerit. Kamarnya begitu hening. Perasaa ibu Nina bercampur aduk antara bahagia dengan takut. Bahagia bila ternyata anaknya sudah sembuh, tetapi takut bila ternyata anaknya sudah....meninggal
Ibu Nina mengintip dari sela - sela pintu kamar Nina, dan ternyata Nina sedang duduk tenang diatas ranjangnya. Tak berkata apa - apa tapi sejurus kemudian dia menangis sesengukan. Ibu Nina langsung masuk kedalam kamarnya dan memeluk Nina erat - erat dan melepas tali tambang yang melilit tangannya. Sambil menangis Nina berkata
"Ibu.... aku takut...."
Lalu ibunya menjawab sambil menangis pula
"Tak apa nak, Ibu ada disini. Kamu tidak perlu takut lagi. Ayo kita makan bersama"
"Aku tidak lapar, tetapi bolehkah aku meminta sesuatu?"
"Apapun nak...! apapun.....!!"
"Aku ngantuk, rasanya aku akan tertidur sangat pulas. Mau kah ibu nyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?"
Ibu Nina terdiam, agak sedikit tidak percaya dari apa yang didengar anaknya. Tapi kemudian ibu Nina berkata sambil mencoba tersenyum.
"Baiklah, ibu akan menyanyikan sebait lagu."
Saya yakin anda sudah tahu lagu apa yang dinyanyikan oleh Ibu Nina. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap damai dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina menghela nafas lega, anaknya telah tertidur pulas.
Tapi.....
Nina tidak bergerak sedikit pun, nafasnya tidak terdengar, denyut nadinya menghilang, aliran darahnya berhenti. Nina telah tertidur benar " benar lelap untuk selamanya dengan sebuah lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya setelah berjuang melawan penderitaan.
Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini untuk pengantar tidur anak " anak anda yang masih bayi, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak anda dan membuat anak anda tetap terlelap hingga keesokan paginya dengan sebuah lagu.
Senin, 08 Desember 2014
Sejarah Manusia Petapa Abadi (Jenglot)
Monster Kecil” yang Misterius Beberapa tahun lalu, sekitar akhir tahun 1997, tiba-tiba saja ada “makhluk” misterius yang jadi pembicaraan. Perawakannya kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki. Makhluk itu dinamakan jenglot. Kabarnya, jenglot itu bukan benda mati. Konon ia hidup, namun tak ada yang pernah tahu kapan bergerak.
Konon katanya, makhluk kecil itu selalu menghabiskan darah manusia yang dicampur minyak japaron. Namun, sekali lagi, tak ada yang tahu kapan ia menenggaknya. Menurut beberapa orang, dalam urusan menyantap sajiannya itu, jenglot tidak mekan seperti yang dilakukan manusia pada umumnya. Yang jelas, dalam setiap 18 jam, sebanyak 3 cc darah dan minyak wangi yang disajikan akan berkurang sekitar 50 persen sampai 60 persen.
Jenglot pada masa ribuan tahun lalu adalah manusia (seorang pertapa) yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. “Namun, akibat kutukan, jasad jenglot tidak diterima di dunia sedangkan rohnya tidak diterima di akherat. Maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil ini,” kata Hendra. Setelah itu, sang pertapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut, hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya. Katanya, itu sebagai lambang keganasan dan sifat liar sang “monster”.
Konon katanya, makhluk kecil itu selalu menghabiskan darah manusia yang dicampur minyak japaron. Namun, sekali lagi, tak ada yang tahu kapan ia menenggaknya. Menurut beberapa orang, dalam urusan menyantap sajiannya itu, jenglot tidak mekan seperti yang dilakukan manusia pada umumnya. Yang jelas, dalam setiap 18 jam, sebanyak 3 cc darah dan minyak wangi yang disajikan akan berkurang sekitar 50 persen sampai 60 persen.
Jenglot pada masa ribuan tahun lalu adalah manusia (seorang pertapa) yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. “Namun, akibat kutukan, jasad jenglot tidak diterima di dunia sedangkan rohnya tidak diterima di akherat. Maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil ini,” kata Hendra. Setelah itu, sang pertapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut, hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya. Katanya, itu sebagai lambang keganasan dan sifat liar sang “monster”.
Asal Usul Hantu Kuntilanak
Tidak asing bukan di telinga kita dengan yang namanya kuntilanak, bahkan stasiun TV di Indonesia juga sering membahas tentang kuntilanak dengan sosok gambaran wanita berambut panjang dan mengenakan pakian putih yang katanya usil dan suka menggangu lelaki. Kuntilanak sendiri berasal dari kata Pontianak salah satu Kota yang berada di Indonesia kota yang konon katanya banyak sekali kuntilanak yang berada disana dan merupakan sarang terbesarnya.
Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana. Untuk mengusir Hantu Kuntilanak pada waktu itu warga menggunakan meriam bom di sungai2 untuk menakut-nakuti kuntilanak.
Kuntilanak sendiri memang sudah menjadi sebuah mitos horor ditengah-tengah masyarakat moderen saat ini. Mitos hantu kuntilanak sendiri yang konon katanya hantu penasaran seorang ibu yang meninggal waktu melahirkan atau perempuan hamil tua yang meninggal dengan cara yang tidak wajar. Ada pula mitos lain yang mengatakan kuntilanak bisa menjelmah menjadi manusia dengan cara menusukkan pake ke ubun2 kuntilanak
Ingin memangil Kuntilanak
Ini dia tembang yang bisa memanggil arwah/setan kuntilanak tersebut, yaitu dengan menyanyikan lagu tembang jawa tempo dulu yaitu “Lingsir Wengi” sebagai berikut;
” Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
jin setan kang tak utusi…jin setan kang tak utusi…
dadyo sebarang…waja lelayu sebet… “
Artinya :
Menjelang malam dirimu(bayangmu) mulai sirna
jangan terbangun dari tidurmu
Awas jangan terlihat (memperlihatkan diri)..
Aku sedang gelisah…
Jin setan ku perintahkan…. Jin setan ku perintahkan..
Jadilah apapun juga …
namun jangan membuat maut(celaka)..
Dan…kesimpulan ini Lingsir Wengi bukan hanya sebuah Durma, macapat, kidung atau tembang jawa yang memang sudah terkenal sejak jaman dulu. Tembang menjelang larut malam. Banyak yang bilang bahwa itu adalah tembang untuk memanggil kuntilanak. Tapi banyak juga yang mengaku mengalami hal yg menyeramkan setelah mendengarkan lagu itu.
Lirik yang terakhir “ wojo lelayu sebet “ bahkan ada yang salah mengartikan (entah disengaja untuk menakut-nakuti, atau memang salah mengartikan), ” menjadi perantara untuk mencabut nyawamu…”
ingat bawah tembang atau kidung jawa bukan bahan untuk mainan atau iseng2 saja harus tau apa arti dari tembang2 itu karena sebuah kalimat yang dibacakan bisa memiliki makna yang sangat kuat.
Kota Pontianak mendapat namanya karena konon Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu hantu ini ketika akan menentukan tempat pendirian istana. Untuk mengusir Hantu Kuntilanak pada waktu itu warga menggunakan meriam bom di sungai2 untuk menakut-nakuti kuntilanak.
Kuntilanak sendiri memang sudah menjadi sebuah mitos horor ditengah-tengah masyarakat moderen saat ini. Mitos hantu kuntilanak sendiri yang konon katanya hantu penasaran seorang ibu yang meninggal waktu melahirkan atau perempuan hamil tua yang meninggal dengan cara yang tidak wajar. Ada pula mitos lain yang mengatakan kuntilanak bisa menjelmah menjadi manusia dengan cara menusukkan pake ke ubun2 kuntilanak
Ingin memangil Kuntilanak
Ini dia tembang yang bisa memanggil arwah/setan kuntilanak tersebut, yaitu dengan menyanyikan lagu tembang jawa tempo dulu yaitu “Lingsir Wengi” sebagai berikut;
” Lingsir wengi sliramu tumeking sirno…
Ojo tangi nggonmu guling…Awas jo ngetoro…
Aku lagi bang wingo wingo…
jin setan kang tak utusi…jin setan kang tak utusi…
dadyo sebarang…waja lelayu sebet… “
Artinya :
Menjelang malam dirimu(bayangmu) mulai sirna
jangan terbangun dari tidurmu
Awas jangan terlihat (memperlihatkan diri)..
Aku sedang gelisah…
Jin setan ku perintahkan…. Jin setan ku perintahkan..
Jadilah apapun juga …
namun jangan membuat maut(celaka)..
Dan…kesimpulan ini Lingsir Wengi bukan hanya sebuah Durma, macapat, kidung atau tembang jawa yang memang sudah terkenal sejak jaman dulu. Tembang menjelang larut malam. Banyak yang bilang bahwa itu adalah tembang untuk memanggil kuntilanak. Tapi banyak juga yang mengaku mengalami hal yg menyeramkan setelah mendengarkan lagu itu.
Lirik yang terakhir “ wojo lelayu sebet “ bahkan ada yang salah mengartikan (entah disengaja untuk menakut-nakuti, atau memang salah mengartikan), ” menjadi perantara untuk mencabut nyawamu…”
ingat bawah tembang atau kidung jawa bukan bahan untuk mainan atau iseng2 saja harus tau apa arti dari tembang2 itu karena sebuah kalimat yang dibacakan bisa memiliki makna yang sangat kuat.
Selasa, 02 Desember 2014
Penampakan Kuntilanak Merah Saat Jurit Malam
Konon Kuntilanak Merah bnyak Berada di Terowongan Casablanca..Setelah punya indra keenam, saya hampir setiap hari ngeliat hantu2 yang tak tentu -.- Pada malam itu saya udah kelas 6 SD tahun 2009 lalu. Sekolah saya ngadain persami di Sukabumi (saya tinggal di Jakarta). Pada malam pertama hanya ada beberapa acara yang gak penting, yang paling saya inget adalah persami malam ke 2 atau terakhir....
Pada saat jurit malam yang berlangsung pada pukul 11 malem sampai jam 03.00 pagi, waktu itu cuma anak kelas 6 SD dan 3 SMP aja yang ikut persami (karena dulu sekolah saya swasta jadi ada SMPnya). Di situ ada 3 pos, jurit malem itu ngelewatin beberapa tempat yaitu: hutan, kebun teh, kuburan. Di setiap pos dijaga oleh 4 alumni sekolah saya. Setiap kelompok dibagi menjadi 5 orang campuran kelas 6 dan 9, jadi jumlah kelompok ada 16. Di kelompok saya sendiri ada 2 anak cewek kelas 6 dan 3 anak cowok kelas 9. Kelompok saya jalan di urutan ke 7.Anggota kelompok saya udah pada tau kalau saya punya indra keenam, semuanya pada ketakutan dan jalan di belakang saya. Tapi ada satu anak kelas 9 yang saya sebut aja A, dia sok berani. Dia jalan paling depan sambil nantangin gitu, dia ngomong: "Cupu banget sih lu pada, masa minta perlindungan sama anak kelas 6, cewek pula (yaitu saya)", saya cuma diem aja tapi ada salah satu anak kelas 9 yang namanya saya sebut aja Z ngomong: "Suka2, kayak u brani aja!!!". Akhirnya kita semua lanjutin jalan. Pas sampe pertengahan hutan terlihat sosok pocong di belakang pohon.
Semua langsung pada histeris kecuali saya :) Apalagi si A yang sok berani itu ternyata dia juga histeris. Terus saya tenangin keadaan dengan bilang "Itu bukan setan asli, tuh liat kakinya aja nampak". Semuanya masih histeris tapi tidak parah, langsung pada megangin saya. Terus saya lanjutin jalan, sampe deh pos 1 dan ngambil sebuah bendera. Kami lanjut lagi ke kebun teh. Pas dah mau keluar dari kebun teh, di situ ada saung kecil dan ada seorang perempuan duduk sambil ketawa khas kuntilanak. Semuanya langsung pada megang saya lagi, trus saya bilang "Dah ayo lanjutin jalan". Terus kita sampe pos ke 2 dan ngambil bendera lagi. Nah disini cerita pokoknya...
Saya sampe di kuburan. Pas masuk situ semua pada merinding, bahkan temen saya yang cewek kelas 6 sampe muntah. Terus pada kaget kita. Kakak kelas saya yang sebut aja Y ngomong, "Yuk nyerah aja perasaan saya udah gak enak". Trus kata A: "Ah tanggung tau, cuma lewatin kuburan dah sampe ke pos terakhir". Trus saya bilang "Ya udah jalan aja lagi, tapi jangan pada kaget ya sama yang kalian lihat di dalam". Semua langsung tegang karena saya bilang begitu, langsung pada pegangan sama saya...
Pas sampe tengah kuburan perasaan saya makin gak karuan. Tiba2 terdengar suara hihihi kas kuntilanak nyaring banget, lebih nyaring daripada yang kita denger di kebun teh, sampe pada tutup kuping karena kesakitan. Semua pada celingak-celinguk tapi gak ngeliat apa2. Trus saya liat ke atas langit dan saya langsung teriak: "Tuhan, Tuhan tolong" (saya non muslim). Semua langsung pada lihat ke atas dan terlihat sosok kuntilanak merah lagi melayang sambil tersenyum dan sangat tercium bau bangkai busuk. Kakiku langsung lemes karena ini pertama kalinya aku liat kuntilanak merah, dan aku ingat kata orang2 kalau kuntilanak merah itu bisa bunuh orang. Tapi aku pikir positif "TIDAK ADA YANG BISA MEMBUNUH MANUSIA KECUALI YANG MAHA KUASA".
Aku langsung baca doa, "Doa Bapa Kami" dan doa yang kukarang sendiri. Aku bilang "Tolong pergi jangan ganggu kami". Eh akhirnya hantu itu pergi (kuntilanak itu melayang pas kira2 1 meter di atas kami). Teman ku yang cewek langsung pingsan dan digotong kakak kelas di kelompokku dan sampai di pos 3 dan kami kembali ke kemah. Tapi saya ngerasa seneng banget karena kelompok saya doang yang berhasil :)
Pada saat jurit malam yang berlangsung pada pukul 11 malem sampai jam 03.00 pagi, waktu itu cuma anak kelas 6 SD dan 3 SMP aja yang ikut persami (karena dulu sekolah saya swasta jadi ada SMPnya). Di situ ada 3 pos, jurit malem itu ngelewatin beberapa tempat yaitu: hutan, kebun teh, kuburan. Di setiap pos dijaga oleh 4 alumni sekolah saya. Setiap kelompok dibagi menjadi 5 orang campuran kelas 6 dan 9, jadi jumlah kelompok ada 16. Di kelompok saya sendiri ada 2 anak cewek kelas 6 dan 3 anak cowok kelas 9. Kelompok saya jalan di urutan ke 7.Anggota kelompok saya udah pada tau kalau saya punya indra keenam, semuanya pada ketakutan dan jalan di belakang saya. Tapi ada satu anak kelas 9 yang saya sebut aja A, dia sok berani. Dia jalan paling depan sambil nantangin gitu, dia ngomong: "Cupu banget sih lu pada, masa minta perlindungan sama anak kelas 6, cewek pula (yaitu saya)", saya cuma diem aja tapi ada salah satu anak kelas 9 yang namanya saya sebut aja Z ngomong: "Suka2, kayak u brani aja!!!". Akhirnya kita semua lanjutin jalan. Pas sampe pertengahan hutan terlihat sosok pocong di belakang pohon.
Semua langsung pada histeris kecuali saya :) Apalagi si A yang sok berani itu ternyata dia juga histeris. Terus saya tenangin keadaan dengan bilang "Itu bukan setan asli, tuh liat kakinya aja nampak". Semuanya masih histeris tapi tidak parah, langsung pada megangin saya. Terus saya lanjutin jalan, sampe deh pos 1 dan ngambil sebuah bendera. Kami lanjut lagi ke kebun teh. Pas dah mau keluar dari kebun teh, di situ ada saung kecil dan ada seorang perempuan duduk sambil ketawa khas kuntilanak. Semuanya langsung pada megang saya lagi, trus saya bilang "Dah ayo lanjutin jalan". Terus kita sampe pos ke 2 dan ngambil bendera lagi. Nah disini cerita pokoknya...
Saya sampe di kuburan. Pas masuk situ semua pada merinding, bahkan temen saya yang cewek kelas 6 sampe muntah. Terus pada kaget kita. Kakak kelas saya yang sebut aja Y ngomong, "Yuk nyerah aja perasaan saya udah gak enak". Trus kata A: "Ah tanggung tau, cuma lewatin kuburan dah sampe ke pos terakhir". Trus saya bilang "Ya udah jalan aja lagi, tapi jangan pada kaget ya sama yang kalian lihat di dalam". Semua langsung tegang karena saya bilang begitu, langsung pada pegangan sama saya...
Pas sampe tengah kuburan perasaan saya makin gak karuan. Tiba2 terdengar suara hihihi kas kuntilanak nyaring banget, lebih nyaring daripada yang kita denger di kebun teh, sampe pada tutup kuping karena kesakitan. Semua pada celingak-celinguk tapi gak ngeliat apa2. Trus saya liat ke atas langit dan saya langsung teriak: "Tuhan, Tuhan tolong" (saya non muslim). Semua langsung pada lihat ke atas dan terlihat sosok kuntilanak merah lagi melayang sambil tersenyum dan sangat tercium bau bangkai busuk. Kakiku langsung lemes karena ini pertama kalinya aku liat kuntilanak merah, dan aku ingat kata orang2 kalau kuntilanak merah itu bisa bunuh orang. Tapi aku pikir positif "TIDAK ADA YANG BISA MEMBUNUH MANUSIA KECUALI YANG MAHA KUASA".
Aku langsung baca doa, "Doa Bapa Kami" dan doa yang kukarang sendiri. Aku bilang "Tolong pergi jangan ganggu kami". Eh akhirnya hantu itu pergi (kuntilanak itu melayang pas kira2 1 meter di atas kami). Teman ku yang cewek langsung pingsan dan digotong kakak kelas di kelompokku dan sampai di pos 3 dan kami kembali ke kemah. Tapi saya ngerasa seneng banget karena kelompok saya doang yang berhasil :)
Langganan:
Postingan (Atom)